Dream, Believe, and make it Happen!


Jumlah Pengunjung Saat Ini ...

Kamis, 20 Oktober 2011

SNSD - The Boys MV

HEHEHHE !!! MAAF !! SAYA GAK BELUM BISA UPDATE CERITANYA !!

GANTINYA SAYA KASIH MV SNSD TERBARU AJA YAH :)




DAEBAK !!!! (KEREN)

SARANGHAE SO NYEO SHI DAE ALWAYS !!!
PROUD TO BE SONE !!!

Selasa, 18 Oktober 2011

Tahu kah dirimu isi hatiku sebenarnya ? (Part 2)

No Silent Reader

---------------------------

*Di ICU*

"Bangun lah Melisa.. Ibu ingin melihat mu ceria kembali" Ujar Ibu Melisa sambil terisak.
Ayah Melisa hanya bisa menenangkan Ibu Melisa yang masih menangis.

Ya.. Melisa kini berada di ruang ICU. Melisa di vonis oleh dokter mengidap penyakit kanker otak. Dan hanya di perkirakan hidup hanya 6 bulan lagi. Orang tua Melisa hanya bisa pasrah akan keadaan Melisa sekarang. Mereka hanya berharap terjadi keajaiban terhadap anak mereka satu-satunya.

Seperti biasa.. Steve menjemput Melisa. Tetapi, Steve bingung, tidak biasanya rumah  Melisa menjadi se-sunyi ini. Steve pun memanggil Melisa dari depan rumah.

"Melisaaa~" Teriak Steve dari luar pagar.

"Eh.. temannya Melisa ya ?" Ujar bibi (baca : pembantu rumah tangga) membuka pintu.

"Iya bi. Melisa mana bi ?" Tanya Steve.

"Kamu belum tahu ya ? Melisa masuk rumah sakit dari 2 hari yang lalu" Ujar bibi.

"Hah ???!!! Melisa kenapa bi ?!" Teriak Steve yang panik.

"Aduh.. Bibi tidak tahu.. Tapi sejak 2 hari yang lalu Melisa jatuh pingsan" Jelas bibi.

"Sekarang Melisa ada di Rumah sakit mana bi ?!" Tanya Steve yang panik.

"Di rumah sakit di daerah Barat" Jelas bibi.

"Terima kasih ya Bi !" Ujar Steve.

Mendengar penjelasan dari bibi, Steve tidak langsung menuju rumah sakit tersebut, ia harus mengantar Nicole dulu untuk kesekolah.

"Beb.. kamu tolong bilangin sama guru piket aku lagi ada acara ya." Pinta Steve pada Nicole.

"Buat apa ? kamu kan gak ada acara apa apa" Ujar Nicole yang terlihat bingung.

"Aku ingin jenguk Melisa" Ujar Steve yang mulai tidak sabaran.

"Gak boleh ! kamu harus sekolah ! memang apa pentingnya Melisa ? lebih pentingan aku atau dia ?" Teriak Nicole.

"....." Steve tidak bisa berkata apa apa.

"Sekarang ikut aku ke kelas!" Perintah Nicole sambil menarik lengan Steve.

"Gak ! Lebih penting Melisa dari pada lo !" Teriak Steve sambil menghempas tangan Nicole, dan berlari menuju meja piket. setelah itu kembali ke mobilnya.

"Steve !" Teriak Nicole

Steve tidak memperdulikan Nicole dan langsung menjalankan mobilnya ke rumah sakit tempat Melisa di rawat.

To be continued

Senin, 17 Oktober 2011

Tahu kah dirimu isi hatiku sebenarnya ? (Part 1)

No silent reader !

---------------------

Melisa dan Steve sudah berteman selama 8 tahun. Mereka sudah lama bersahabat. Tepatnya ketika SD kelas 4. Melisa sebenarnya sudah memendam rasa terhadap Steve selama 3 tahun terakhir ini. Sebelumnya Melisa hanya mengganggap Steve sebagai seorang kakak. Tetapi lama kelamaan, rasa cinta pun tumbuh di hati Melisa terhadap Steve

Ya... seperti biasa, Setiap pagi Steve selalu menjemput Melisa. Tepat pukul 07.00 mobil Steve telah terparkir di depan rumah Melisa. Dan... seperti biasa, Melisa langsung naik mobil. Tetapi.. Alangkah terkejutnya Melisa meligat seorang perempuan yang duduk di samping Steve.

"Ini Nicole, pacar baru ku" Ujar Steve sambil tersenyum manis. Melisa hanya terdiam, dalam hati ia berkata "Mengapa harus dia ? bukan aku"

Sesampainya di sekolah Melisa tidak seperti biasanya. Ia langsung turun dari mobil tanpa memperdulikan Steve dan Nicole. "Melisa !! kenapa kau lari begitu saja" Teriak Steve dari kejauhan. Melisa tidak memperdulikan Steve. Tetapi hatinya tergerak untuk melihat ke arah Steve. Dan.. itu membuatnya menyesal. Steve sedang mengecup kening Nicole. Hati Melisa semakin panas dan akhirnya terus berlari ke arah kelasnya.

Siang harinya.. setelah bel tanda pelajaran berakhir berbunyi, Melisa langsung pulang. Ia tidak ingin berlama lama di sekolah dan harus melihat Steve dan Nicole. Sesampainya di rumah, Melisa langsung masuk ke kamar dan menulis di buku hariannya.

--------------------------------------------------------
Dear, Diary
Aku lagi sedih.. Steve memiliki kekasih baru dan aku di tinggalkan..
Apakah dia sebenarnya tidak tahu perasaan ku sebenarnya ? apakah dia tidak peduli dengan perasaanku ?
Aku menyesal karena tidak memeberi tahu perasaanku sebenarnya..
Tapi.. mau di apakan lagi,..
Semoga Steve bahagia dengan Nicole
--------------------------------------------------------

Setelah menulis.. Melisa merasa pusing dan tiba tiba saja Melisa jatuh pingsan.

To be Continued

*maaf kependekan ._.v

Jumat, 30 September 2011

Keseharian anak VEFASLY77

halooooo :D
gw kembali lagi nih... :)
kalo kemarin-kemarin gw nge-share tentang "Renungan" sekarang agak menyimpang sedikit :)

Keseharian anak VEFASLY77


Ya.. sekarang aku berada di kelas...
kelas ku yang baru...
kelas bilingual...
yaitu 77 !!!

Yey !!! sekarang aku berada di kelas 7 bilingual.. tepatnya 77 !!
atau nama kerennya VEFASLY77 ! (Venstingting77 | Elegant class of 252 #26 | Federation of 77 | Adventure at 77 | Super seven seven | Lost in 77 | You make me happy in 77) *panjang banget ya ._.v

hnmm.... wali kelas ku adalah Bu. Heri.. beliau ada lah guru PKn :)
ketua kelas ku adalah Deslita Savitri atau biasa di panggil Deslita
hmm... aku punya banyak teman di 77... bahkan kami punya foto2 bersama..
mau liat ????

Cekidot !
















*foto terakahir adalah editan dari Deslita Savitri :)

Gimana fotonya?
itu belum semuanya :D
masih banyak lagi..
kapan2 aku upload lagi ya :)

-sekian-


Rabu, 28 September 2011

8 Kebohongan IBU [Renungan]

Memang sulit bagi seseorang untuk percaya, akan tetapi inilah kenyataannya. Ibu saya memang seorang pembohong!! Sepanjang ingatan saya, sedikitnya delapan kali ibu membohongi saya. Semua kebohongan ibu saya catat baik-baik agar dapat menjadi bahan renungan semua anak yang terlahir kebumi ini.

Kisah ini bermula ketika saya masih kecil. Saya lahir sebagai anak laki-laki dalam sebuah keluarga yang sangat miskin. Makan dan minum serba kekurangan dan kami sering kelaparan. Sebagai anak kecil, saya sering merajuk. Saya sering menangis untuk mendapatkan nasi dan lauk yang lebih banyak. Dan ibu sering membujuk saya agar diam dengan membagikan sebagian nasinya untuk saya seraya berkata,“makanlah nak, ibu tidak lapar.” Inilah kebohangan ibu yang pertama.

Ketika saya mulai besar, ibu sering meluangkan waktu untuk pergi memancing disungai dekat rumah kami. Ibu berharap, ikan hasil pancingan dapat memberikan sedikit makanan untuk membesarkan kami kakak beradik. Pulang dari memancing, ibu memasak gulai ikan yang segar dan mengundang selera. Kami kakak beradik menyantap masakan ibu itu dengan lahap, sedangkan ibu duduk memandang kami. Dengan wajah yang menyiratkan kebahagiaan, ibu memakan sisa daging ikan yang masih menempel ditulang. Saya sedih melihat ibu seperti itu. Hati saya tersentuh, lalu dengan menggunakan sendok, saya memberikan ikan yang saya miliki kepada ibu. Tetapi, ibu dengan cepat menolaknya sembari berkata, “Makanlah Nak, ibu tidak suka makan ikan” Inilah kebohongan ibu kedua.

Ketika saya masuk SMU, ibu pergi kewarung dengan membawa sejumlah sapu lidi dan kue-kue untuk membiayai sekolah kami. Suatu malam, lebih kurang pukul 01:00 dini hari saya terjaga dari tidur. Saya sedang melihat ibu membuat kue dengan sedikit disinari lampu dihadapannya. Berapa kali saya melihat kepala ibu mengangguk karena mengantuk. Saya berkata, “Ibu...tidurlah...besok pagi ibu kan masih harus pergi ke kebun” ibu pun tersenyum dan berkata, “tidurlah nak, ibu belum mengantuk.” Inilah kebohongan ibu yang ke tiga.

Ketika saya akan selesai sekolah, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemani saya pergi kesekolah untuk menyelesaikan ujian akhir tahun yang sangat penting. Ketika hari sudah siang, terik panas matahari sudah mulai menyinari, ibu terus menunggu saya diluar kelas. Ibu sering kali tersenyum dan mulutnya komat kamit berdoa kepada Allah SWT agar saya lulus ujian ini dengan cemerlang. Ketika lonceng berbunyi yang bertanda bahwa ujian telah selesai, ibu segera menuangkan kopi yang sudah disiapkan dalam botol yang dibawanya untuk saya. Kopi yang sangat kental itu tidak dapat di bandingkan dengan kasih sayang ibu yang jauh lebih kental. Melihat tubuh ibu yang dibasahi oleh keringat, saya segera memberikan botol itu kepada ibu dan menyuruhnya untuk minum. Tapi Ibu cepat-cepat menolaknya dan berkata, “minumlah nak, Ibu tidak haus” Inilah kebohongan ibu yang keempat.

Beberapa bulan setelah saya dilahirkan, Ayah meninggal karena sakit. Semenjak saat itu ibulah yang mengambil tugas sebagai ayah di dalam keluarga kami. Ibu bekerja dikebun, membuat sapu lidi dan menjual kue-kue agar kami tidak kelaparan. Tapi apalah daya seorang ibu, kehidupan keluarga kami semakin susah dan susah. Melhat keadaan keluarga semakin parah, seorang bapak yang baik hati dan tinggal disebelah rumah kami datang untuk membantu ibu. Anehnya, ibu selalu menolak bantuan itu. Para tetangga sering kali menasehati ibu supaya menikah lagi agar ada seorang lelaki yang akan melindungi dan mencarikan nafkah untuk kami sekeluarga. Tetapi ibu yang keras hatinya tidak terpengaruh dengan nasehat mereka. Ibu berkata, “saya tidak perlukan cinta dan saya tidak memerluka laki-laki.” Inilah kebohangan ibu yang kelima.

Setelah kakak saya selesai kuliah dan mulai bekerja, maka ibupun mulai sudah tua. Kakak menyuruh ibu supaya istirahat saja dirumah, tidak lagi bersusah payah untuk mencari uang. Tetapi ibu tidak mau, setiap pagi ibu tetap pergi kepasar menjual sedikit sayuran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakak yang bekerja jauh di kota besar sering megirimkan uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu pun tetap berkeras hati untuk tidak mau menerima uang tersebut. Bahkan ibumengirim balik uang itu dan berkata, “jangan susah-susah. Ibu ada duit” inilah kebohongan ibu yang keenam.

Setelah tamat perguruan tinggi, saya melanjutkan lagi pendidikan selanjutnya di luar negeri. Pendidikan saya sepenuhnya di biayai oleh perusahaan besar. Akhirnya pendidikan itupun telah saya selesaikan dengan cemerlang. Kemudian saya bekerja dengan perusahaan yang telah membiayai pendidikan saya. Dengan gaji yang cukup lumayan, saya mempunyai niat untuk mengajak ibu pergi menikmati penhujung hidup di luar negri. Menurut pandangan saya, ibu sudah puas bersusah payah untuk kami. Hampir seluruh hidupnya habis dengan penderitaan, alangkah baiknya kalau hari-hari tuanya ini dihabiskan dengan keceriaan dan keindahan pula. Tetapi ibu tidak mau menyusahkan anaknya dengan berkata. “tidak usah nak, ibu tidak bisa tinggal di negri orang” inilah kebohongan ibu yang ketujuh.

Beberapa tahun berlalu, ibu semakin tua. Suatu malam saya menerima kabar bahwa diserang penyakit kanker. Ibu mesti di operasi secepat ungkin. Saya yang ketika itu masih diluar negeri langsung pulang untuk melihat ibu dirumah sakit. Saya melihat ibu lemah terbaring dikasur, karena telah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap wajah saya dengan penuh kerinduan. Ibu menghadiahkan saya sebuah senyuman, biarpun sedikit kaku karena terpaksa menahan sakit yang menjalari setiap bagian tubuhnya. Saya dapat melihat dengan jelas betapa dahsyatnya penyakit itu tertanam ditubuh ibu sehingga ibu menjadi terlalu kurus an lemah. Saya menatap ibu sambil berlinang air mata. Saya cium tangannya, kemudian saya kecup pula pipi dan dahinya. Disaat itu hati saya terlalu pedih, sakit sekali melihat ibu dalam keadaan seperti itu. Tetapi ibu tetap tersenyum sambil berkata, “jangan nangis nak, ibu tidak sakit.” Inilah kebohongan ibu yang kedelapan.

Setelah mengucapkan kebohongan yang kedelapan itu, ibunda tercinta meninggal dunia dan menutu mata untuk selama-lamanya. Bagi anda yang masih mempunyai ibu dan ayah, bersyukurlah. Anda boleh memeluk dan menciumnya. Kalau ibu anda jauh dari mata, anda boleh meneleponnya sekarang dan berkata, “ibu, saya sangat menyayangimu.” Jangan seperti saya....... saya dihantui rasa bersalah yang sangat besar karena sekalipun saya tidak pernah membisikan kata-kata itu ketelinga ibu, hingga akhir ibuku tercinta menghembuskan nafas terakhirnya.

Sumber : dikirim oleh teman SD saya :)

mama aku akan melakukan apapun untukmu (renungan)

MAMA . . . . .


apasih yang kita bayangkan kalau kita mendengar kata 'MAMA'?
pelindung?
penyayang?
wanita yang melahirkan kita?
pahlawan kita?
yang merawat kita sampai hari ini?
yang menangis bila kita terluka?
ya, bener banget. semua itu adalah yang ada dalam diri MAMA.

pernah ga sih kita ngeliat mama marah? jawabannya, pasti!
tapi taukah kita kenapa mama marah? atau mama melarang ini itu? karena mama sayang dan mencintai kita. mama pasti tau apa yang terbaik untuk anaknya yang dicintai dan disayangi. mama tidak akan pernah membiarkan anaknya melakukan hal yang tidak baik. mama akan selalu mencoba menjaga kita!
tapi pernah ga sih kita marah sama mama karena mama melarang dan memarahi kita?
'ah mama pelit!', 'ah mama ga suka kalu kita gini!', 'ah mama ngelarang terus!'
sadarkah kalau perkataan itu menyakiti hati mama? sadarkah mama sedih kalau kita mengatakan itu? tapi apa yang mama lakukan? mama tetap menyayangi kita, mama tetap mencintai kita!
kalau kita pulang larut malam, mama lah orang pertama yang menelpon kita, yang menanyakan kita sedang dimana, bukan pacar kita ataupun siapa!
mama selalu mencemaskan kita bila kita masih keluyuran meskipun sudah malam. mama selalu berdoa supaya kita baik-baik saja kalau kita belum pulang kerumah walaupun sudah jam 12 malam. itulah mama. tapi apa yang kita balas? kita memarahi mama, nuntut ini-itu, minta ini-itu seolah kita raja dan mama harus tunduk terhadap kita. tapi apa? mama selalu berusaha untuk memenuhinya! mama tidak akan pernah membiarkan apa yang kita minta tidak terpenuhi! mama? selalu melakukan yang terbaik untuk kita.

kasih IBU kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi tak harap kembali
bagai sang surya menyinari dunia



mama.. oh, mama.. apapun akan kulakukan untukmu..

[renungan] Yang terbaik

Kisah luke



semoga bermanfaat



----------



Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak laki2 berusia tujuh tahun
yang bernama Luke. Luke gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim
bisbol di kotanya yang bernama Little League. Luke bukanlah seorang pemain
yang hebat. Pada setiap pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya
di kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu hadir di setiap
pertandingan untuk bersorak dan memberikan semangat saat Luke dapat memukul
bola maupun tidak.



Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak mudah. Ia menikah dengan
kekasih hatinya saat masih kuliah. Kehidupan mereka berdua setelah
pernikahan berjalan seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan itu
hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat Luke berusia tiga tahun.
Pada musim dingin, di jalan yang berlapis es, suami Sherri meninggal karena
mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang datang dari arah
berlawanan. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu
yang biasa dilakukannya pada malam hari.



"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada ibunya. "Tidak ada yang
dapat mencintaiku seperti dia".

"Kau tidak perlu menyakinkanku," sahut ibunya sambil tersenyum. Ia adalah
seorang janda dan selalu memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa
nyaman. "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja
yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk
selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik
bagi yang ditinggalkan untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari
penggantinya."



Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian. Ibunya pindah untuk
tinggal bersamanya. Bersama-sama,mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah
yg dihadapi anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga Luke akan
selalu bersikap optimis. Setelah Luke kehilangan seorang ayah, ibunya juga
selalu berusaha menjadi seorang ayah bagi Luke.



Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu,Sherri selalu datang dan
bersorak-sorai untuk memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya
bermain beberapa menit saja. Suatu hari, Luke datang ke pertandingan seorang
diri.

"Pelatih", panggilnya. "Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini sekarang?
Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?"

Pelatih mempertimbangkan keinginan Luke. Luke masih kurang dapat bekerja
sama antar pemain. Namun dalam pertandingan sebelumnya, Luke berhasil
memukul bola dan mengayunkan tongkatnya searah dengan arah datangnya bola.
Pelatih kagum tentang kesabaran dan sportivitas Luke, dan Luke tampak
berlatih extra keras dalam beberapa hari ini.

"Tentu," jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian ditariknya topi merah
Luke. "Kamu dapat bermain hari ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu."

Hati Luke bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain. Sore itu, ia bermain
dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil melakukan home run dan mencetak dua
single. Ia pun berhasil menangkap bola yang sedang melayang sehingga membuat
timnya berhasil memenangkan pertandingan.



Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum pernah melihat Luke
bermain sebaik itu. Setelah pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir
lapangan. "Pertandingan yang sangat mengagumkan,"katanya kepada Luke."Aku
tidak pernah melihatmu bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang
membuatmu jadi begini?"



Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh air
mata kebahagiaan. Luke menangis tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata
"Pelatih,ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil.
Ibuku sangat sedih. Ia buta dan tidak dapat berjalan dengan baik, akibat
kecelakaan itu. Minggu lalu,......Ibuku meninggal." Luke kembali menangis.



Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan
terbata-bata "Hari ini,.......hari ini adalah pertama kalinya kedua
orangtuaku dari surga datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama
melihatku bermain. Dan aku tentu saja tidak akan mengecewakan
mereka.......". Luke kembali menangis terisak-isak.



Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, dengan
mengizinkan Luke bermain sebagai pemain utama hari ini. Sang pelatih yang
berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu
mengucapkan sepatah katapun untuk menenangkan Luke yang masih menangis.
Tiba-tiba, baja itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan perasaannya
sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang
pelatih, tetapi sebagai seorang anak.....



Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke, ia sadar bahwa dalam hal
ini, ia belajar banyak dari Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun
berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya, walaupun
ayah dan ibunya sudah pergi selamanya............Luke baru saja kehilangan
seorang Ibu yang begitu mencintainya........



Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai saat
itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya,
membahagiakan mereka,membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk
mereka.Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia akan menyesal
seumur hidupnya...............